12 Februari 2008

WARG dan REC akan Bersatu

Gereja hendaknya mewujudkan persekutuan atau kesatuan dalam hidup dan pelayanannya. Walaupun panggilan kepada persekutuan merupakan inti berita Injil dan keyakinan gereja-gereja Reformasi, namun sering semangat ini kurang nampak atau pudar dalam cara bergereja kita. Jika kita tidak sependapat atau ada perbedaan pandangan, kita sering mengakhirinya dengan perpecahan. Untuk itu, kita justru terpanggil untuk menampakkan kesatuan dalam Kristus, saling mengasihi, saling menopang, saling menghargai sekalipun kita berbeda, karena keyakinan akan tugas kita untuk mewartakan perdamaian dan pengupayakan keadilan dalam dunia yang semakin ditandai oleh perpecahan bahkan permusuhan. Demikian diungkapkan oleh Presiden World Alliance Reformed Churches (WARC) Pdt. Dr. Clifton Kirkpatrick dalam khotbahnya pada ibadah pembukaan rapat Execitve Committe (Excom) yang berlangsung pada tanggal 18-28 Oktober 2007 bertempat di Port Of Spain, Ibukota Trinidad dan Tobago diikuti 60 orang peserta yang terdiri dari Officers (Presiden, Wakil Presiden dan Sekjen), anggota Excom, Wakil Persekutuan Regional WARC Undangan dan wakil gereja setempat. Dalam pertemuan ini ada sejumlah keputusan penting menyangkut pelayanan WARC ke depan.
Disadari bahwa pelayanan WARC tidak terbatas hanya di kantor di Geneva, tapi justru harus nampak dimana gereja-gereja anggota hadir dan lemaksanakan komitmen serta mandat persidangan di Accra.
Rapat Excom tahun 2007 diselenggarakan dibawah tema: “Called to be a Communion: From Elmina to Port Spain” (Panggilan kepada sebuah peserkutuan: Dari Elmina ke Port Spain), berlangsung di Gereja Aramalaya, salah satu jemaat dari Gereja Presbyterian Trinidad dan Tobago yang menjadi tuan dan nyonya rumah pertemuan yang cukup bersejarah ini.
Dalam salah satu kesempatan, peserta Excom di Trinidad mengunjungi pulau Nelson, salah satu tempat dimana para budak Afrika ditampung ketika baru tiba di seberang. Momen seperti ini merupakan sebuah kesempatan bagi wakil-wakil gereja anggota WARC untuk merenungkan berbagai ketidakadilan bahkan berbagai bentuk perbudakan yang masih berlangsung ditengah masyarakat kita dewasa ini. Realitas ini ironis, khususnya dalam konteks peringatan 200 tahun penghapusan perdagangan budak oleh pemerintah Inggris.
Dalam rapat kali ini menerima baik laporan yang disampaikan oleh Presiden WARC Pdt. Dr. Clifton Kirkpatrick dan Sekjen Dr. Sentri Nyomi. Demikian awal dari laporan tertulis yang dikirim oleh Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang, Wakil Presiden WARC dan Pdt. Dr. Richard A.D. Siwu dalam suratnya yang ditujukan kepada seluruh anggota WARC di Indonesia yang merupakan resume hasil rapat Excom WARC.

Lebih jauh dilaporkan beberapa hal sebagai berikut:

Penyatuan WARC dan REC
Sejak beberapa waktu lalu, pimpinan kedua organisasi dari gereja-gereja yang berlatar belakang reformasi ini, WARC dan REC (Reformed Ecumenical Churches), menjajaki upaya untuk mewujudkan kesatuannya. Tahun lalu, Sekjen WARC mengirim surat kepada gereja-gereja anggota di Indonesia untuk meminta pandangannya mengenai ide penyatuan. Setelah diskusi panjang, menyadari panggilan kepada penampakan persekutuan sebagai tubuh Kristus merupakan hal yang melekat pada panggilan gereja-gereja reformasi, maka Excom 2007 memutuskan untuk mewujudkan penyatuan tersebut dengan mengusulkan nama baru bagi kedua organisasi yang baru yakni: World Communion of Reformed Chrurches (WCRC) atau persekutuan Gereja-gereja reformasi se Dunia. Pertemuan bersama antara wakil kedua organisasi tersebut untuk membicarakan langkah-langkah menuju penyatuan dan implikasi-implikasinya sedang berjalan.
Untuk itu, dalam rapat Excom disepakati bahwa kedua organisasi ini akan menyelenggarakan sidang rayanya (gereral council) yang terakhir dan selakigus mengadakan sidang pertama dari organisasi baru, World Communion of Reformed Churches pada tanggal 18-28 Juni 2010 di Grand Rapids, USA.
Membentuk kelompok tugas yang terdiri dari 4 orang wakil dari masing-masing organisasi, yang terdiri dari Presiden dan Sekjen kedua organisasi dan 2 (dua) anggota dari setiap organisasi. Excom menunjuk anggota dari WARC yaitu: Pdt. Stephen Kendal dari Gereja Presbyterian Kanada dan Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang dari Gereja Toraja, Indonesia. Kelompok tugas ini bertanggungjawab mempersiapkan Sidang Raya 2010 (termasuk upaya memperoleh jaminan visa USA bagi semua peserta) dan berbagai implikasi dari penyatuan kedua organisasi ini, termasuk struktur, komposisi staff, anggaran, dan konstitusi. Kelompok tugas ini akan menyampaikan laporan pekerjaannya dari waktu ke waktu kepada Execituve Committe kedua organisasi. Kelompok tugas ini akan melaksanakan pertemuannya pada tanggal 19-21 Mei 2008 di Grand Rapids USA.
Di Indonesia, yang menjadi anggota kedua organisasi ini adalah: GKI, GKJ, GKS, Gereja Toraja, Gereja Toraja Mamasa, GKSBS.

Keuangan WARC memprihatinkan
Sejak beberapa tahun terakhir ini, keuangan WARC amat memprihatinkan. Keadaan ini pulalah yang mendorong diadakannya restrukturisasi program dengan jumlah staff di kantor Geneva seminimal mungkin. Hal ini dimulai sejak Excom pertama pada tahun 2005 di Evian.
Defisit keuangan tidak dapat dihindari. Dalam waktu dua tahun terakhir, terpaksa dana cadangan harus digunakan untuk menutup biaya-biaya rutin yang harus dibayar agar kantor WARC dapat berjalan.

Minggu reformasi
Gereja-gereja anggota didorong mengkhususkan satu minggu yang paling dekat dengan hari reformasi 31 Oktober untuk dijadikan sebagai reformation Sunday (minggu reformasi) untuk mengingatkan kita akan panggilan gereja untuk secara terus menerus membaharui diri.

Perayaan 500 tahun Calvin
Sebagai gereja-gereja yang mewarisi tradisi teologi Reformasi Calvin, maka dalam rapat Excom di Trinidad dan Tobago memutuskan agar HUT ke-500 John Calvin pada tahun 2009 patut dirayakan dengan berbagai kegiatan. Perayaan hari Pentekostal diadakan dalam Catedral St. Pierre di Geneva pada HUT Calvin. Studi Teologi bersama dalam Global Institut of Theologi yang akan dilaksanakan di Indonesia yang akan diikuti 40 teolog muda. Studi tour ke Geneva tanggal 12-16 Oktober 2008 dan tanggal 30 Mei - 4 Juni 2009 yang terdiri dari pimpinan Gereja (pendeta dan non pendeta) dari berbagai penjuru dunia. Penyatuan WARC dan REC dalam satu wadah baru The World Communion of Reformed Churches di sidang Raya mereka di Grands Rapids tahun 2010 dan berbagai kegiatan seminar, lokakarya, dan studi dalam rangka perjuangan untuk HAM, keadilan ekonomi, gender, dan melawan kekerasan.
Pembaruan Spiritual
Salah satu hal yang cukup mendapat perhatian dalam sidang WARC di Accra adalah “spiritual renewal” (pembaruan rohani). Untuk menindaklanjuti hal tersebut, maka dalam rapat Excom di Trinidad menerima berbagai usulan. WARC area councils (dewan-dewan wilayah WARC) melakukan studi dan refleksi tentang ibadah gereja reformasi dalam rangka kontekstualisasi. Akan membentuk satu kelompok studi yang terdiri dari wakil setiap dewan wilayah dalam rangka menfasilitasi informasi bagi kontekstualisasi liturgy dalam rangka pembaruan rohani. Kelompok studi dan refleksi ini akan bertemu dalam Sidang Umum ke-25 dalam kapasitas sebagai penasihat dalam pelaksanaan liturgy dan ibadah. Membentuk Calvin Institut of Workship (Istitut Ibadah Calvin) dalam konsultasi dengan program network sebagai koordinator utama proses pembaruan ini. Mengkonfirmasikan peranan kelompok studi dan refleksi tersebut dalam rangka penyiapan liturgy dan ibadah untuk Uniting Council (sidang umum bersama) tahun 2010.

Membangun Dialog
Soal dialog merupakan sebuah kebutuhan yang amat mendesak dilakukan. Untuk itulah dalam Excom di Trinidad disepakati untuk membangun dialog dan menyambut positif surat dari organisasi Sarjana Islam se dunia yang ditujukan kepada WARC, dan organisasi gerejawi se dunia lainnya (Katholik di Vatikan dan WCC di Geneva). Inti surat tersebut adalah undangan kepada umat Kristen lewat organisasi-organisasi gerejawi se dunia untuk mengembangkan satu dialog yang berkelanjutan antara Islam dan Kristen, sebagai agama-agama yang mengakui dan berdasar pada prinsip dan ajaran kasih, kasih kepada Tuhan Allah dan kasih kepada sesama manusia. Untuk itu, dalam Excom diputuskan agar sekretariat WARC berkoordinasi dengan Sekretariat WCC melakukan dialog tersebut.
Sedangkan hubungan dengan gereja-gereja lain, Excom kembali menggarisbawahi kembali keputusan Sidang di Accra untuk melakukan dialog dengan gereja-gereja Pentakostal dan gereja-gereja Lutheran seperti halnya Gereja Katholik dan Gereja Arthodox.

Kunjungan Sekjen WARC ke Indonesia.
Sekjen WARC Dr. Sentri Nyomi, diundang untuk menghadiri rapat Eksekutif Committe REC yang akan dilaksanakan pada tanggal 23-30 Januari 2008 di Indonesia. Dalam kunjungan nanti, juga akan mengambil kesempatan untuk bertemu dengan beberapa anggota, dan jika memungkinkan akan mengadakan pertemuan sehari dengan wakil-wakil gereja anggota WARC di Indonesia, sehari sebelum Sidang MPL PGI 2008 di mulai. Pertemuan tersebut direncanakan akan dilaksanakan di sekitar Jakarta pada tanggal 1 Pembruari 2008.

Bagi pihak yang ingin mendaparkan informasi, silahkan menghubungi Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang, Email: e_hutabarat@yahoo.com dan Pdt. Dr. Richard A.D. Siwu Email: radsiwu@yahoo.com

Aleksander Mangoting

Tidak ada komentar: